SOLO - Kesuksesan Mabes Polri melakukan penyergapan terhadap gembong teroris Noordin M Top di sebuah rumah di Dusun Beji, Desa Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, masih dipertanyakan berbagai pihak. Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Abu Bakar Baasyir menyebut penyergapan ini sebagai sandiwara belaka.
"Penyergapan yang dilakukan polisi di Temanggung merupakan skenario yang disusun rapih yang sengaja ditunjukkan oleh polisi," kata Baasyir di kantor Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Solo, Sabtu (8/8/2009).
Pasalnya, lanjut Baasyir, selama ini rekayasa yang dibuat polisi dengan menciptakan sebuah nama sebagai dalang yang melakukan pengeboman, tidak pernah tertangkap.
Sehingga skenario itu sengaja dibuat agar terlihat kesungguhan kerja Polri, baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam menuntaskan kasus teroris yang didalangi tokoh yang mereka ciptakan sendiri, yaitu Noordin M Top.
"Ini terlihat dari penyergapan yang berlebihan. Masa untuk menangkap satu orang saja, membutuhkan waktu 17 jam lamanya," tukas Baasyir.
"Satu orang saja kalau dipentung kan kelenger. Masa harus mengerahkan segitu banyak untuk menangkap satu orang saja. Kelihatan sekali lah," lanjutnya lagi.
4 comments:
Info yang akurat nih, memang saat ini aku juga ragu apakah yg tertangkap itu Noordin beneran atau palsu,..
baasyir.... baasyir...
coba bikin pernyataan yang kondusif dong... jgn hanya mencela. saya salut kok, dengan densus 88. coba deh anda nyobain dulu jadi anggota densus 88, emang gampang???!! saya sendiri sbg seorang muslim udah bosen tuh sama teroris2 yang bisanya cuma ngebom, sirik sama kesenangan org, apa ga ada kerjaan lain tuh..?? kalo pengen meng'Islamkan' semua org, beli satu pulau, trus cari pengikut yang mau untuk tinggal disitu, beres... jgn cuma bisa ngebom dooonkkk...!!!
Noordin atau siapa aja, teroris tetap teroris....
Salut bwt DENSUS 88...
noordin kalau msh hidup pasti akan ketangkep noordin m top anjing berani nya...... kawin
Posting Komentar